Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia 2. Tampilkan semua postingan

Selasa, 08 November 2011

Jangan Lupa (Ingat)

Tuhan, tolong ingatkan aku
Ingatkan aku bahwa aku hanyalah aku
Hatiku hanyalah Satu
Dan cintaku juga satu

Tuhan, tolong ingatkan dia
Ingatkan dia bahwa aku hanya untuknya
Dirinya hanya untukku
Hatinya hanya untukku

Tuhan, tolong ingatkan dia
Ingatkan dia bahwa aku ada untuknya
Jaga hatinya untukku
Jaga hatinya untukku

Jangan biarkan dia meninggalkan aku lagi
Hanya untuk hati yang lain
Karena aku disini selalu ada untuknya
Jaga selalu hatinya untukku

Dia masa sekarang
Dia masa depan
Satukan selalu aku dan dia
Aku dan dia untuk selamanya


Aulia Rahman / 24209963 / 3EB18

Senin, 10 Oktober 2011

Resensi Film Captain America

Genre: Action & Adventure
Pemain: Chris Evans, Hugo Weaving, Tommy Lee Jones, Sebastian Stan, Hayley Atwell, Toby Jones, Neal McDonough, Stanley Tucci
Tanggal Release: 22 Juli 2011
Sutradara: Joe Johnston
Studio: Sony Pictures Home Entertainment
Captain America merupakan karakter komik Marvel dari masa Perang Dunia II. Steve Rogers (Chris Evans) adalah seorang anggota angkatan darat Amerika yang pemberani serta berdisiplin tinggi yang kemudian mengajukan diri sebagai sukarelawan dalam eksperimen program penciptaan Super Soldier oleh pihak militer AS. Eksperimen yang berjalan sukses membuat Rogers memiliki kekuatan khusus. Dengan adanya kekuatan tersebut Rogers kemudian menjadi The First Avenger. Dalam perjalanannya, Captain America akan berhadapan dengan The Red Skull, yang akan menjadi musuh terbesarnya. Secara fisik, Steve Rogers (Chris Evans) memang tak memadai untuk menjadi seorang tentara. Karena itu pula ia gagal. Pantang menyerah, Steve kemudian mendaftarkan diri menjadi bagian dari eksperimen militer yang dikenal dengan nama Project: Rebirth. Tujuan program ini adalah menciptakan prajurit super yang bakal diturunkan ke medan laga.
Dengan teknologi yang ada, pihak militer AS kemudian mengubah Steve Rogers menjadi prajurit super bernama Captain America. Sayangnya, pemerintah kemudian menganggap eksperimen ini sudah menghabiskan biaya terlalu tinggi dan karena itu tak rela kalau Captain America turun ke medan peperangan. Sebagai gantinya, Captain America lantas dijadikan maskot untuk meningkatkan semangat juang para prajurit. Tak lama kemudian tersiar kabar kalau seorang anggota Nazi bernama Red Skull (Hugo Weaving) ternyata punya rencana jahat untuk menguasai dunia dengan menggunakan benda berkekuatan magis yang dikenal dengan nama Tesseract. Steve Rogers terpaksa turun tangan untuk memburu Red Skull dan menjadi orang pertama yang bergabung sebagai The Avengers.

Aulia Rahman / 24209963 / 3EB18

Apa Itu Resensi ?

Pengertian Resensi
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah karya atau buku, tulisan / karangan / ulasan mengenai nilai sebuah buku / hasil karya seseorang. Resensi diartikan juga sebagai tinjauan buku / bedah buku / timbangan buku / penilaian buku. Resensi merupakan tulisan yang menyajikan sejumlah informasi tentang sebuah buku.

Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.

Sasaran Resensi :
1. Latar Belakang
Sering penulis tidak tahu bagaimana memulai dengan resensi. Akan sangat bermanfaat bila penulis mulai dengan latar belakang buku tersebut. Pada latar belakang ini penulis memulai dengan tema yang kemudian diikuti dengan deskripsi singkat isi buku. Yang dideskripsikan tidak hanya isi saja tetapi juga menyangkut badan mana yang menerbitkan buku, kapan diterbitkan , ketebalan buku, harga, nama pengarang , ketenarannya, buku mana saja yang pernah ditulisnya, atau mengapa ia menulis buku itu.
2. Macam atau Jenis Buku
Penulis resensi harus bisa menunjukkan kepada pembaca, buku yang baru diterbitkan itu berjenis apa? Misalkan termasuk buku cerita detektif , cerita percintaan? buku pengetahuan bahsakah? dan sebagainya.
3. Keunggulan Buku
Mengenai keunggulan buku penulis resensi pertama-tama mempersoalkan organisasinya. Yang dimaksud organisasi adalah kerangka karangan, apakah antarbagian kerangka telah memiliki hubungan yang jelas, urut dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang kompleks dan seterusnya. Yang kedua penulis menelaah isinya. Apakah isi buku itu lebih detail dari penulis lain, masuk akalkah isinya? dsb. Yang ketiga adalah masalah bahasa. Ragam bahasa apa yang digunakan? Mudah dicernakah bagi pelajar, atau bagi semua kalangan? Berbelit-belitkan ? Bahasa yang baik dilihat dari struktur kalimatnya , hubungan antarkalimatnya, serta pilihan kata yang digunakan..Yang terakhir yang disoroti adalah perwajahan (lay out). Perwajahan berkaitan dengan buku secara fisik, pencetakannya, penjilidannya mudah lepas atau tidak, banyak salah cetakkah? gambar cover sesuai dengan isi? . Hal-hal ini bila ditujukan pada tulisan nonfiksi. Jika yang disoroti buku fiksi maka yang diulas dari sisi unsur intrinsik dan ekstrinsik dari buku tersebut. misalnya apa temanya, apakah temanya merupakan temuan baru, sesuai dengan permasalahan yang ada di masyarakat saat ini?, menarikkah masalah yang diangkat?, bagaimna alurnya? konflik-konfliknya menarik bagaimana latarnya, perwatakannya, sudut pandangnya?, gaya ceritanya, dansebagainya.
4. Nilai buku
Maksud dari nilai sebuah karya tidak berkaitan dengan baik buruknya , melainkan berkaitan dengan manfaat buku tersebut bagi pembaca. Setelah membaca buku tersebut apakah pembaca merasa wawasan tentang kehidupan bertambah? Ataukah hidupnya lebih bijaksana, apakah pengetahuan buku tersebut berguna untuk tugas-tugasnya dan lain sebagainya.

Ada yang berpendapat bahwa minimal ada tiga jenis resensi buku :
1. Informatif, maksudnya, isi dari resensi hanya secara singkat dan umum dalam menyampaikan keseluruhan isi buku.
2. Deskriptif, maksudnya, ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab.
3. Kritis, maksudnya, resensi berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.

Sistematika Resensi

1. Judul resensi
2. Identitas buku yang diresensi
3. Pendahuluan
a. tema
b. ringkasan isi
c. biografi pengarang jika ada
4. Keunggulan buku
Kelebihan / kekurangan buku
5. Penutup
a. Nilai/Manfaat buku bagi pembaca
b. Kesimpulan
Referensi :
http://artinandir.blogspot.com/2010/08/resensi-teori.html
http://elvrymayluxsi.blogspot.com
http://rezaabiyasa.wordpress.com/2011/03/29/pengertian-resensi-timbangan-buku-dan-timbangan-pustaka/

Aulia Rahman / 24209963 / 3EB18

Sabtu, 24 September 2011

It's Me

Nama saya Aulia Rahman, biasa di panggil “Aul”. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 29 April 1990. Saya beragama islam dan berkewarganegaraan Indonesia. Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara, saya memiliki dua adik yang pertama perempuan dan yang kedua laki-laki. Hobi saya adalah bermain bola basket dan futsal tapi saya lebih senang bermain basket karena sejak sekolah saya selalu mengikuti extrakurikuler bola basket sehingga saya suka mengikuti lomba pertandingan bola basket antar sekolah di kota bekasi. Dan saya bercita-cita ingin menjadi seorang accounting.
Saya pada umur 5 tahun bersekolah di TK. Al-Muhadjirin Bekasi, setelah tamat TK saya melanjutkan sekolah di SD Negeri Duren Jaya 1 Bekasi, setelah saya lulus SD saya melanjutkan ke SMP Negeri 11 Bekasi, setelah lulus SMP saya melanjutkan k SMA Mandalahayu Bekasi dengan mendapatkan kelas IPS. Setelah saya lulus SMA, saya pernah bekerja di PT. Yamaha Music Manufacturing Asia yang merupakan perusahaan yang bergerak membuat alat musik piano. Saya bekerja hanya setahun karena saya hanya ingin mencari pengalaman saja dan pada tahun ajaran baru 2009 saya meneruskan kuliah di perguruan tinggi. Saya berkuliah di Universitas Gunadarma mengambil fakultas ekonomi jurusan akuntansi. Mengapa saya mengambil jurusan akuntansi ? karena saya senang sekali belajar akuntansi. Maka dari itu saya mendalami bidang akuntansi dan agar saya bisa mencapai cita-cita saya sebagai accounting.
Selama saya kuliah di Universitas Gunadarma, saya pernah mengikuti rekrutmen assisten laboratorium akuntansi, sayangnya saya gagal dan tidak di terima pada laboratorium itu. Tapi saya tidak menyerah begitu saja, setelah beberapa bulan kemudian setelah saya gagal rekrutmen assisten di lab. akuntansi, laboratorium manajemen menengah membuka lowongan untuk menjadi assisten di lab. tersebut. Dan akhirnya saya mencobanya untuk mengikuti rekrutmen assisten pada lab. manajemen menengah. Saya mengikuti beberapa test selama satu minggu dan Alhamdulillah usaha saya tidak sia-sia, saya di terima sebagai assisten laboratorium manajemen menengah.
Dan terakhir saya memiliki motto dalam hidup saya yaitu “kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah”. Saya selalu menerapkan motto saya tersebut agar semua cita-cita atau keinginan saya bisa terwujud. Karena saya tahu bahwa Allah SWT akan mewujudkannya apabila umatnya tersebut selalu berusaha dan berdoa kepada-Nya. Amien Amien Yaa Robbal Alamiinn….


Nama : Aulia Rahman
NPM : 24209963
Kelas : 3EB18

Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif

Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Menurut Jujun Suriasumantri, Penalaran adalah suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berfikir penalaran memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.
Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya bersumber pada rasio atau fakta. Mereka yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran mengembangkan paham rasionalisme, sedangkan mereka yang menyatakan bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran mengembangkan paham empirisme.

Ada dua macam pola penalaran, yaitu:
1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual.
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.

Contoh klasik dari penalaran deduktif:
• Semua manusia pasti mati (premis mayor)
• Sokrates adalah manusia. (premis minor)
• Sokrates pasti mati. (kesimpulan)
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif.

2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi.
Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.

Contohnya dalam menggunakan preposisi spesifik seperti:
Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.) Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.) untuk membedakan preposisi umum seperti:
Semua es dingin. Semua bola biliar bergerak ketika didorong tongkat.
Induksi kuat:
Semua burung gagak yang kulihat berwarna hitam.
Induksi lemah:
Aku selalu menggantung gambar dengan paku. Banyak denda mengebut diberikan pada remaja.
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.
Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.

Referensi :
http://kuroinoshiroyuki.blogspot.com/2010/03/penalaran-deduktif-dan-induktif.html
http://filsafat.kompasiana.com/2010/08/22/nalar-induktif-dan-nalar-deduktif/

Nama : Aulia Rahman
NPM : 24209963
Kelas : 3EB18