Sabtu, 24 September 2011

It's Me

Nama saya Aulia Rahman, biasa di panggil “Aul”. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 29 April 1990. Saya beragama islam dan berkewarganegaraan Indonesia. Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara, saya memiliki dua adik yang pertama perempuan dan yang kedua laki-laki. Hobi saya adalah bermain bola basket dan futsal tapi saya lebih senang bermain basket karena sejak sekolah saya selalu mengikuti extrakurikuler bola basket sehingga saya suka mengikuti lomba pertandingan bola basket antar sekolah di kota bekasi. Dan saya bercita-cita ingin menjadi seorang accounting.
Saya pada umur 5 tahun bersekolah di TK. Al-Muhadjirin Bekasi, setelah tamat TK saya melanjutkan sekolah di SD Negeri Duren Jaya 1 Bekasi, setelah saya lulus SD saya melanjutkan ke SMP Negeri 11 Bekasi, setelah lulus SMP saya melanjutkan k SMA Mandalahayu Bekasi dengan mendapatkan kelas IPS. Setelah saya lulus SMA, saya pernah bekerja di PT. Yamaha Music Manufacturing Asia yang merupakan perusahaan yang bergerak membuat alat musik piano. Saya bekerja hanya setahun karena saya hanya ingin mencari pengalaman saja dan pada tahun ajaran baru 2009 saya meneruskan kuliah di perguruan tinggi. Saya berkuliah di Universitas Gunadarma mengambil fakultas ekonomi jurusan akuntansi. Mengapa saya mengambil jurusan akuntansi ? karena saya senang sekali belajar akuntansi. Maka dari itu saya mendalami bidang akuntansi dan agar saya bisa mencapai cita-cita saya sebagai accounting.
Selama saya kuliah di Universitas Gunadarma, saya pernah mengikuti rekrutmen assisten laboratorium akuntansi, sayangnya saya gagal dan tidak di terima pada laboratorium itu. Tapi saya tidak menyerah begitu saja, setelah beberapa bulan kemudian setelah saya gagal rekrutmen assisten di lab. akuntansi, laboratorium manajemen menengah membuka lowongan untuk menjadi assisten di lab. tersebut. Dan akhirnya saya mencobanya untuk mengikuti rekrutmen assisten pada lab. manajemen menengah. Saya mengikuti beberapa test selama satu minggu dan Alhamdulillah usaha saya tidak sia-sia, saya di terima sebagai assisten laboratorium manajemen menengah.
Dan terakhir saya memiliki motto dalam hidup saya yaitu “kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah”. Saya selalu menerapkan motto saya tersebut agar semua cita-cita atau keinginan saya bisa terwujud. Karena saya tahu bahwa Allah SWT akan mewujudkannya apabila umatnya tersebut selalu berusaha dan berdoa kepada-Nya. Amien Amien Yaa Robbal Alamiinn….


Nama : Aulia Rahman
NPM : 24209963
Kelas : 3EB18

Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif

Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Menurut Jujun Suriasumantri, Penalaran adalah suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berfikir penalaran memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.
Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya bersumber pada rasio atau fakta. Mereka yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran mengembangkan paham rasionalisme, sedangkan mereka yang menyatakan bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran mengembangkan paham empirisme.

Ada dua macam pola penalaran, yaitu:
1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual.
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.

Contoh klasik dari penalaran deduktif:
• Semua manusia pasti mati (premis mayor)
• Sokrates adalah manusia. (premis minor)
• Sokrates pasti mati. (kesimpulan)
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif.

2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi.
Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.

Contohnya dalam menggunakan preposisi spesifik seperti:
Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.) Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.) untuk membedakan preposisi umum seperti:
Semua es dingin. Semua bola biliar bergerak ketika didorong tongkat.
Induksi kuat:
Semua burung gagak yang kulihat berwarna hitam.
Induksi lemah:
Aku selalu menggantung gambar dengan paku. Banyak denda mengebut diberikan pada remaja.
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.
Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.

Referensi :
http://kuroinoshiroyuki.blogspot.com/2010/03/penalaran-deduktif-dan-induktif.html
http://filsafat.kompasiana.com/2010/08/22/nalar-induktif-dan-nalar-deduktif/

Nama : Aulia Rahman
NPM : 24209963
Kelas : 3EB18